Wajib pajak bilang "gak usah mencantumkan harta banyak2 di SPT,sama aja tar dimakan gayus"
ato bilang gini "sapa tau dateng ke kantor pajak sini nanti saya ketemu gayus"
eh mbuh pak, bu, sak karepmu
Mungkin bagi sebagian orang akan biasa saja mendengar kata-kata tersebut. Namun, bagi kami mungkin itu adalah kata-kata yang sangat menjengkelkan. Mungkin jika satu/ dua WP mengucapkan hal itu normal saja, kami pun akan menjelaskan dengan baik-baik. Namun, jika terus berulang seperti itu, akhirnya kami pun juga malas untuk menjelaskan panjang lebar, selain bikin kesel tidak didengerin pula.
Tidak mudah memang mengubah imej yang tercemar meski hanya ulah satu orang. Seperti kata pepatah, karena nila setitik rusak susu sepabrik-pabriknya... Itulah yang terjadi pada DJP. Ketika telah berhasil melakukan reformasi yang dirintis beberapa tahun terakhir ini, malah rusak karena ulah satu monyet.
Kepercayaan masyarakat yang mulai meningkat sejak reformasi pajak di tahun 2002 harus kembali turun mungkin ke tingkat yang paling dasar ketika mencuat kasus gayus. Padahal kepercayaan masyarakat sangatlah diperlukan dalam pencapaian reformasi ini.
Mungkin saya bisa memaklumi bagaimana rekan-rekan di DJP (sesuai cerita dari dosen saya) sudah lelah untuk menjelaskan kepada WP masalah yang berkaitan dengan gayus atau penggelapan pajak. Bahkan terkadang kalau di jalan mereka menyembunyikan jati dirinya sebagai petugas pajak untuk menghindari pertanyaan-pertanyaan. Pekerjaan mereka masih banyak, ada target penerimaan negara yang harus dicapai atau kalau tidak negara hanya akan berutang dan berutang lagi.
Namun, saya tidak akan menyerah begitu saja. Mumpung saya masih menjadi seorang mahasiswa yang selalu menganggur, saya akan menjawab pertanyaan apa saja mengenai pajak atau yang berhubungan dengan pajak. Saya akan siap membahas secara detail pertanyaan apa saja yang diberikan. Untuk itu silahkan bertanya apa saja tentang pajak disini, saya akan menjawabnya langsung atau lewat postingan saya selanjutnya...
Ternyata orang pajak ya? Teman2 SMAku dulu juga banyak yg kerja di pajak.
BalasHapusMemang sih, sejak kasus Gayus mencuat orang jadi berpikiran negatif terhadap para pegawai pajak. kurang lebihnya komentar banyak orang memang persis spt di atas.
BalasHapus@mbak reni: saya masih mahasiswa pajak di STAN..:D
BalasHapusGayus terkenal, pajak tercemar... :(
BalasHapusMasih kuliah di pajak ya? enak gak kuliah di STAN?
BalasHapusok deh ntar kalo aku mau tanya ttgpajak pasti ke blog ini
BalasHapusmahasiswa STAN ya mas??
BalasHapuswah kasian juga para pegawai kalau demikian ceritanya..
kepercayaan adalah hal yang sangat diperlukan sekaligus sangat sulit di bangun kembali saat sudah ternodai..
@all: thx kunjungannya, silahkan bagi yg mau bertanya ttg pajak....
BalasHapuskalo saya mending nyoba positif thinking ja,,, yang penting udah melaksanakan kewajiban saya sebagai warga yang baik... untuk urusan selanjutnya kalo saya takut itu bakal diselewengkan ato apa... biar jadi urusan mereka dan Tuhan...
BalasHapus@aina: yap, dg melaksanakan kewajiban dan postif thinking, Anda sudah membantu banyak pekerjaan kami...:D
BalasHapuskata org tua dulu,tercemar satu tercemar semua.
BalasHapusulah seseorang,skrg masyarakat malas bayar pajak
BalasHapusnew lounching!!pasang iklan kami di web anda tanpa ribet dapatkan 200-700rupiah per unik klik di websit anda. kunjungi http://penghasilanblogger.com
BalasHapusSalam
@situsonline: sebaliknya klo terpuji satu yang lain gak ikut terpuji..:D
BalasHapus@detiker: semoga kepercayaan masyarakat kembali meningkat setelah kasusnya selesai...